KELOMPOK 3
Nama : Intan
Puspita Sari (NIM A1B113013)
Henny Muhdianti (NIM A1B113090)
Nella Yulia Sari (NIM A1B113091)
Risa Anisa (NIM A1B113201)
Restu Astuti Amelia (NIM
A1B113217)
1.
Pengertian
a.
Pemajemukan adalah proses
pembentukan kata melalui penggabungan dua kata yang menimbulkan suatu kata baru
(M. Ramlan, 1985: 69).
b.
Pemajemukan adalah proeses
pembentukan suatu konstruksi melalui penggabungan dua buah morfem atau kata,
atau lebih (Samsuri, 1978: 199). Konstruksi tersebut bisa berupa akar + akar,
pokok +pokok, atau akar + pokok (pokok + akar). Konstruksi yang dimaksudkan Samsuri ialah: KT + KT, PKT + PKT, KT +
PKT, (PKT + KT).
c.
Pemajemukan adalah proses
pembentukan kata melalui penggabungan morfem dengan kata, atau kata dengan kata
yang menimbulkan pengertian baru yang khusus (TBBI, 1988: 168).
d.
Pemajemukan adalah proses
pembentukan kata melalui penggabungan morfem dasar yang hasil keseluruhannya
berstatus sebagai kata yang mempunyai pola fonologis, gramatikal dan semantic
yang khusus menurut kaidah bahasa yang bersangkutan; pola khusus tersebut
membedakannya dari gabungan morfem dasar yang bukan pemajemukan; misalnya dalam
Bahasa Inggris blackbird adalah hasil pemajemukan (kata majemuk),
sedangkan kata black bird bukan hsil pemajemukan (bukan kata majemuk)
(Harimurti, 1982: 77).
e.
Pemajemukan adalah proses
pembentukan kata (pokok kata) melalui penggabungan dua atau lebih akar/pangkal,
baik bebas maupun terikat, baik monomorfemis maupun polifermis (Alam S.).
darah
tinggi = ab. mm. + ab. mm.
serangan
jantung = pb. pm. + ab. mm.
daya
juang = ab. mm. + at. mm.
serah
terima = ab. mm. + at. mm.
tendangan
penjuru = pb. pm. + pb. pm.
Sebar
luaskan = at. mm. + pt. pm.
2.
Hasil
Hasil
proses komposisi atau pemajemukan disebut kata majemuk atau kompositum.
3.
Jenis Kata Majemuk atau
Kompositum
1.1
Menurut Samsuri
a. Kata majemuk (konstruksi majemuk) yang endosentrik: ialah konstruksi
yang distribusinya sama dengan semua atau salah satu unsurnya:
1)
Rumah sakit itu baru dibangun.
2)
Rumah itu
baru dibangun.
b.
Kata majemuk (konstruksi majemuk)
yang eksosentrik: ialah konstruksi yang distribusinya tidak sama dengan
unsur-unsurnya:
1)
Kedua orang tua itu mengadakan jual
beli hasil pertanian.
2)
+ Kedua orang itu mengadakan jual
hasil pertanian.
3) + Kedua orang itu mengadakan beli hasil pertanian.
1.2
Menurut Harimurti
Kridalaksana (Kam. Ling., 1982: 89)
a. Kompositum asintaksis (asyntactic compound): kompositum yang
bagian-bagiannya mempunyai hubungan yang lain seandainya dipakai sebagai kata
yang bebas (Alam S.: tidak dapat dijabarkan secara sintaktis): meja hijau
(tidak dapat dijabarkan menjadi “meja yang hijau”), orang tua (yang berarti
ibu-bapak), sarjana muda (tidak dapat dijabarkan sebagai sarjana yang masih
muda).
Sudaryanto
menamakan bentuk-bentuk yang demikian itu sebagai kata majemuk bersemem leksikal
(linguistic, 1983: 227).
b. Kompositum sintaksis (syntactic compound): kompositum yang
anggota-anggotanya mempunyai hubungan yang sama dengan konstruksi yang berupa
frase (Alam S.: dapat dijabarkan secara sintaktis): kamar tunggu (kamar
tempat atau tempat menunggu), meja makan (meja tempat makan), kursi
roda (kursi yang beroda).
Sudaryanto
menamakan bentuk-bentuk yang demikian itu sebagai kata majemuk bersemem frasal
(loc. cit).
c.
Kompositum iteratif (iterative
compound): kompositum yang terdiri atas unsur-unsur yang sama
(reduplikasi).
d.
Kompositum kopulatif (copulative
compound): kompositum yang terdiri atas konstituen-konstituen yang
sederajat seolah-olah digabungkan dengan kata dan, misalnya: Indo
Eropa, nenek moyang (?).
e.
Kompositum pangkal (stem
compound): kompositum yang terdiri atas dua pangkal atau lebih: angkatan
bersenjata, tendangan penjuru.
f. Kompositum sintetis (synthetic compound): kompositum yang semua
atau salah satu unsurnya berupa bentuk terikat: uji petik, nonpribumi,
subbab, niraksarawan, mahaadil (?).
4.
Ciri-ciri Kata Majemuk
1.1
Menurut M. Ramlan
a.
Salah satu atau semua unsurnya
berupa pokok kata: daya juang, temu karya, lomba lari, daya tempur, kolam
renang, jual beli, tenaga kerja.
b.
Unsur-unsurnya tidak mungkin
dipisahkan atau diubah strukturnya: kamar mandi tidak dapat dipisahkan
dengan kata itu, misalnya, hingga menjadi kamar itu mandi; atau
dengan kata sedang hingga menjadi kamar sedang mandi. Demikian
juga konstruksi kaki tangan tidak dapat disisipi kata dan menjadi
kaki dan tangan. Dengan kata lain, kaki tangan musuh berbeda artinya
dengan kaki dan tangan musuh. Demikian juga konstruksi telur mata
sapi tidak dapat diubah strukturnya menjadi telur mata sapi jantan,
misalnya; atau telur mata sapi hitam.
c. Salah satu atau semua unsurnya berupa morfem unik: remuk redam, sedu
sedan, tunggang langgang, centang perenang, porak poranda.
1.2 Menurut kesimpulan hasil Simposium Tatabahasa pada tanggal 20 Oktober
1979 di Fakultas Sastra UI (Masinambouw, 1980: 72, 73), khusus tentang kata
majemuk:
a.
Konstruksi kata majemuk
memperlihatkan derajat keeratan yang tinggi sehingga merupakan kesatuan yang
tidak terpisahkan.
b.
Konstruksi kata majemuk
berperilaku sebagai kata, artinya masing-masing konstituen dari konstruksi itu
hilang otonominya; artinya masing-masing tidak dapat dimodifikasikan secara
terpisah maupun disisipi morfem lain tanpa perubahan makna aslinya.
c.
Keeratan konstruksi majemuk itu
ditentukan oleh cirri dari sekurang-kurangnya satu konstituen yang
memperlihatkan asosiasi (atau afinitas) yang konstan dengan konstituen lainnya
dalam konstruksi itu. Asosiasi (atau afinitas) yang konstan itu terwujud
melalui pola kombinasi morfem dasar yang merupakan konstituen konstruksi
majemuk sebagai berikut:
1)
sekurang-kurangnya satu morfem
dasar memperlihatkan cirri tidak produktif;
2)
sekurang-kurangnya satu morfem
dasar merupakan bentuk unik;
3)
sekurang-kurangnya satu morfem
dasar merupakan morfem terikat namun tidak tergolong sebagai bentuk afiks.
d.
Sebagai pangkal tolak penelitian
lebih lanjut terhadap cirri-ciri konstruksi majemuk, terutama menurut derajat
kepukalannya, dapatkah dibuat daftar semua konstruksi menurut kontinum
kepukalan.
e. Oleh karena batas-batas dalam suatu kontinum tidak jelas, maka dapatlah kontruksi-konstruksi
peralihan antara yang jelas bersifat majemuk dan yang jelas bersifat frasa. Masalah penamaan bagi golongan konstruksi ini
perlu memperoleh kesepakatan lebih lanjut.
5.
Struktur Kata Majemuk
Struktur
kata majemuk dapat ditentukan antara lain berdasarkan jenis morfem
unsur-unsurnya seperti tampak pada i.e., atau berdasarkan kategori unsur-unsur
pembentuknya, seperti:
a. Nomina (n) + nomina (n):
alat Negara, anak sungai, dsb.
b.
Ajektif (a) + nomina (n): merah jambu, kecil hati, dsb.
Sumber:
Kridalaksana, Harimurti. 1989. Pembentukan Kata Dalam
Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Gramedia
Kusumah, Encep. 2012. Handout Komposisi atau
Pemajemukan. Universitas Pendidikan Indonesia. (Online)
(file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR.PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA/19650210199121-ENCEP
KUSUMAH/HANDOUT/Pertemuan_12-Komposisi_atau_Pemajemukan) diakses pada 12
Oktober 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar